Game Theory dan Perselingkuhan

Perselingkugan dalam Perspektif Dynamic Game Theory: Antara
Dusta dan Cinta
Saat hubungan mulai jenuh, mungkinkah salah satu pasangan berselingkuh? Kalopun iya, hubungan bagamana hubungan tersebut bisa terus bertahan? Game Theory bisa menjadi alat yang unik untuk bahas kasus ini.
Mari kita misalkan pasangan (A dan B) berada pada titik di mana masing masing bosan. Tidak hanya mereka mulai melirik orang lain, tapi mereka juga mencurigai pasangannya sendiri. Masing masing punya pilihan untuk tetap cinta (C) atau malah dusta (D) alias selingkuh. Konsekuensi atas pilihan tersebut menetukan kebahagiaan yang diwakili oleh matriks payoff berikut. Kalau dua-duanya cinta (C,C), masing-masing mendapatkan 5. Kalau salah satu dusta (D,C)/(D,C), yang dusta mendapatkan 7 dan yang dihianati mendapat 0. Kalau sama-sama dusta (D,D), masing-masing hanya mendapatkan 2. Kesimpulan preferensinya mengikuti order berikut: selingkuh-dicintai (7) > sama-sama cinta (5) > selingkuh-diselingkuhi (2) > disel…
Saat hubungan mulai jenuh, mungkinkah salah satu pasangan berselingkuh? Kalopun iya, hubungan bagamana hubungan tersebut bisa terus bertahan? Game Theory bisa menjadi alat yang unik untuk bahas kasus ini.
Mari kita misalkan pasangan (A dan B) berada pada titik di mana masing masing bosan. Tidak hanya mereka mulai melirik orang lain, tapi mereka juga mencurigai pasangannya sendiri. Masing masing punya pilihan untuk tetap cinta (C) atau malah dusta (D) alias selingkuh. Konsekuensi atas pilihan tersebut menetukan kebahagiaan yang diwakili oleh matriks payoff berikut. Kalau dua-duanya cinta (C,C), masing-masing mendapatkan 5. Kalau salah satu dusta (D,C)/(D,C), yang dusta mendapatkan 7 dan yang dihianati mendapat 0. Kalau sama-sama dusta (D,D), masing-masing hanya mendapatkan 2. Kesimpulan preferensinya mengikuti order berikut: selingkuh-dicintai (7) > sama-sama cinta (5) > selingkuh-diselingkuhi (2) > disel…