Rindu Kemarin Sore

Jika angin mengetuk jendela kamarmu semalam, jangan khawatir. Itu rinduku kemarin sore. Jika langit menyapamu hangat pagi ini, jangan abaikan. Itu doaku sebelum fajar. *** Aku menghitung detik yang terlewat, kemudian menyesali hari yang berganti tanpa ada kemajuan. sayangnya waktu tak bisa disalahkan. Ia bergerak dengan jalannya yang konstan dan memaksaku menyadari bahwa telah begitu lama aku menunggu; atau membuatmu menunggu. Barangkali mereka benar, aku pengecut yang hanya berdalih di balik alasan ‘saat yang tepat’. Aku menatap esok sebagaimana kemarin. Masa depan tak pernah menjanjikan apa-apa, namun aku berharap layaknya tanganku akan merengkuhnya. Atau barangkali, telah ada yang menuliskannya. Di antara jarak yang direntangkan untuk menjaga, rindu marun jatuh dari tangkainya. Sudikah kamu lembut memungutnya? Di jeda sapa yang ditangguhkan untuk melindungi, doa menjembatani ketulusan hati. Adakah kamu di seberang sana sedang menanti? Entah sampai kapan a