Paku
Barangkali harus
kau tebar paku di depan kamar hatimu. Agar tak ada lagi yang berani datang
dengan langkah ragu. Sebab yang kau butuhkan bukan sekadar pengetuk pintu.
Tak setiap
orang mengerti bagaimana menafsirkan isyarat penolakan. Maka berhentilah bersikap terlalu baik pada semua. Tentu kau tak mau menebang pohon ketulusan
yang tumbuh dari benih kesalahpahaman.
Jangan lantunkan
kesepianmu pada puisi yang menggema di telinga para penunggu malam. Karena sajak akan
bersambut mencari penyejuk bagi jiwa yang sendiri. Ketahuilah bahwa saat petang
bukan hanya bulan yang dirindukan.
dan satu
pintaku yang terakhir…
Tatap aku
saat kita berbicara. Dari bola mata, kita bisa menulis dan membaca. Maka sampaikan
tanda bila jendelamu terbuka. Aku tak mau menginjak paku dengan penuh luka.
larangan, 14/01/17
gambar dari sini
Comments
Post a comment