Belajar dari dan di Jepang
Semalam saya mendapatkan email dari kepala program studi untuk memberikan tulisan mengenai pengalaman selama pertukaran pelajar beserta nilai-nilai yang saya dapat. Sudah lebih dari setahun saya menyelesaikan program tersebut. Saya perlu mencungkil kembali ingatan-ingatan saya untuk kemudian menuangkannya dalam rangkaian kalimat berikut: Keputusan untuk mengikuti program pertukaran pelajar bukan hal mudah. Keterbatasan pendanaan, perbedayaan budaya, dan risiko tertinggal kuliah juga berbagai aktivitas kampus membuat kaki saya gemetaran untuk melangkah keluar negeri. Akan tetapi setelah menjalani hiruk pikuk kehidupan di negeri matahari terbit selama 5 bulan penuh, saya merasa telah membuat suatu keputusan terbaik. Dengan doa orang tua dan dukungan teman-teman, saya meneguhkan hati untuk mengikuti petuah merantau Asy-Syafi’i “Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan.” Di awal kedatangan, Jepang benar-benar memberikan kesan yang menawan. Seperti yang digambarkan di kom