Ingin Melupa
Bagaimana kubisa melupa? Bayangmu telah
kubuang tapi kau tak pernah benar-benar hilang. Seenaknya keluar masuk pintu
hati, tanpa ketuk sopan atau salam permisi. Aku berada di antara potongan bait
elegi parau dan adegan drama senda gurau.
Tertawakan aku, yang menjalankan lakon lugu.
Tak memahami bahwa beranjak itu bukan sekadar merentang jarak, ada kamar hati yang semestinya berganti huni.
Esok menjiplak kemarin
dan lusa sama seperti ini. Kau mengulang kehadiran di saat aku butuh sendiri.
Pagi kau menjelma embun, menggodaku untuk menjulurkan lengan dan menangkapmu
yang melenggang turun. Haruskah tanganku menengadah untuk sekadar menjadi
tempatmu mengalir?
Siang kau menjelma hujan, memaksaku mencari tempat berteduh dan berdiam diri menghentikan
segala kesibukan. Haruskah kau turunkan semua
air di langit untuk sekadar mendapat perhatianku?
Malam kau tenggelamkan rembulan,
sebab tak ada yang benar-benar bersinar bila langit sudah melukismu. Bisakah aku
menjelma batu gua, yamg tak peduli perputaran waktu di luar sana.
Entah salahku entah
salahmu. Ada rasa yang dijejakkan terlalu dalam, sehingga berat kaki untuk
melangkah, berat hati untuk berpindah. Padahal aku ingin melupa.
Jetis, 5/5/16
gambar dari sini
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletehaha... lahwong ini dibuat hari kamis.
DeleteLoh iyo toh,,,??haha,,,soale antum bilange di sela2 pernikahan kakak saya,,,,hayyo,,,,
DeleteHaha,,,tapi, kalimat e kereeen bangeet yan, SubhanaAllah,,,
Maksudnya di sela sela bantu persiapan acara, haha.
DeleteHahahhaha,,,,
ReplyDeleteIya yo percoyo yaan,,,,
Eeh, tapi beneran lo, tulisannya kereen,,,
Puitiis buangets,,
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete